7 Hal Penting yang Harus Dipahami Sebelum Menyusun Strategi Konten Marketing

Tips Bisnis

| Fri, 04 July 2025, 12:46
Tips Bisnis
gania
5 min

Membuat strategi konten marketing yang tepat sasaran bukan hanya soal kreativitas atau ide segar. Di era digital yang kompetitif ini, konten sudah menjadi ujung tombak komunikasi antara brand dan audiens. Namun, keberhasilan sebuah konten tidak ditentukan dari seberapa estetik tampilannya atau seberapa sering konten tersebut dibagikan. Di balik setiap konten yang mampu membangun audiens, dan menghasilkan konversi, terdapat proses analisis dan perencanaan yang matang. Tanpa pemahaman mendasar, strategi konten bisa salah sasaran, dan menguras anggaran. Oleh karena itu, sebelum mulai menyusun strategi yang kompleks, penting untuk kembali ke hal-hal dasar yang justru menjadi kunci keberhasilan. Terdapat tujuh hal penting yang wajib dipahami agar setiap konten yang dibuat tidak hanya relevan dan konsisten, tetapi juga berdampak secara nyata dan berkelanjutan. 

 

1. Pahami Target Audiens Secara Mendalam

Pondasi dari strategi konten yang efektif adalah pemahaman menyeluruh terhadap siapa yang akan menerima pesanmu. Mengetahui usia, jenis kelamin, pekerjaan, atau lokasi calon audiens saja belum cukup. Yang lebih penting adalah memahami pola pikir mereka, kebutuhan, kekhawatiran, dan kebiasaan dalam mengonsumsi informasi. Misalnya, konten yang dibuat untuk profesional muda di kota besar akan berbeda jauh dari konten yang ditujukan untuk ibu rumah tangga di wilayah pinggiran. Cara mereka mencari informasi, gaya bahasa yang mereka sukai, hingga platform yang mereka gunakan perlu dianalisis. Pendekatan ini memungkinkan kamu menciptakan konten yang terasa personal, relevan, dan mampu membangun hubungan yang lebih kuat antara brand dan audiens. 

 

2. Tentukan Tujuan Konten yang Jelas

Sebelum membuat konten, tentukan dengan tegas dan jelas apa yang ingin dicapai. Tanpa tujuan yang jelas, proses kreatif akan berjalan tanpa arah dan sulit untuk diukur keberhasilannya karena setiap tujuan perlu pendekatan yang berbeda, baik dari segi pesan yang disampaikan, format konten yang dipilih, hingga platform distribusinya. Sebaliknya, jika tujuannya adalah edukasi, artikel blog yang berbobot bisa menjadi pilihan yang tepat. Memahami tujuan juga membantu tim tetap fokus dan bisa mengevaluasi apakah strategi yang diterapkan sudah berjalan sesuai rencana. Misalnya, jika tujuan utamanya adalah brand awareness, maka konten yang bersifat menghibur dan mudah dibagikan bisa lebih efektif. 

 

3. Lakukan Riset Kata Kunci dan Tren

Riset kata kunci bukan hanya optimasi SEO, tapi juga alat untuk memahami kebutuhan dan ketertarikan audiens. Melalui kata kunci, kamu bisa mengetahui apa yang sedang audiens cari dan seberapa sering topik tertentu dibahas dalam pencarian online. Misalnya, seorang pebisnis kuliner mungkin menemukan bahwa audiensnya lebih banyak mencari “resep praktis untuk anak kos” dibandingkan “makanan sehat untuk sarapan”. Selain itu, memahami tren yang muncul dari peristiwa aktual, perubahan gaya hidup, atau inovasi teknologi yang sedang berkembang di masyarakat luas juga penting. Jika konten mampu merespons tren tersebut secara tepat waktu, maka peluang untuk menjangkau lebih banyak audiens pun akan meningkat secara signifikan.

 

4. Analisis Kompetitor dan Benchmarking

Memahami strategi konten kompetitor bukan berarti menjiplak, tetapi melihat pola yang mereka gunakan dalam menjangkau audiens serupa, mulai dari topik yang sering diangkat, cara membangun narasi, hingga platform apa yang diprioritaskan. Apabila kompetitor lebih fokus di YouTube dengan video edukatif berdurasi panjang, sementara bisnis ingin masuk lewat Instagram Reels yang singkat dan to the point, maka diferensiasi itu bisa menjadi keunggulan kompetitif. Benchmarking juga membantu menetapkan standar realistis, seperti seberapa sering jadwal posting, seperti apa kualitas desain visual, dan berapa tingkat engagement yang bisa ditargetkan. Hasil dari analisis ini akan memberi data yang konkret untuk menyusun strategi yang relevan dengan kondisi pasar.

 

5. Tentukan Brand Voice dan Gaya Bahasa

Setiap brand memiliki “suara” yang unik, dan suara ini harus tercermin dalam semua konten yang diproduksi. Brand voice bukan sekadar soal formal atau santai, tetapi juga harus mencerminkan kepribadian brand secara keseluruhan dan konsisten agar audiens dapat merasa familiar dan membangun ikatan emosional. Misalnya, sebuah brand fashion untuk anak muda bisa memilih gaya bahasa yang ringan, santai, bahkan disisipi humor atau tren pop culture. Sebaliknya, brand layanan keuangan cenderung memakai bahasa yang tenang, meyakinkan, dan informatif. Konsistensi dalam brand voice juga menciptakan persepsi yang stabil di mata audiens dan memudahkan mereka mengenali identitas brand di antara lautan konten digital. 

 

6. Pilih Jenis Konten dan Platform yang Tepat

Tidak semua jenis konten cocok untuk semua bisnis sehingga pemilihan format dan platform harus disesuaikan dengan audiens yang ingin ditargetkan. Setiap format memiliki kekuatannya masing-masing, misalnya artikel panjang cocok untuk penjelasan mendalam, video pendek lebih efektif untuk engagement cepat, infografik sangat pas untuk menyederhanakan data, sementara podcast bisa menjangkau audiens yang gemar multitasking. Menentukan kombinasi yang tepat antara jenis konten dan platform distribusinya akan sangat menentukan keberhasilan strategi konten marketing yang dibangun. 

 

7. Tentukan Metrik Evaluasi dan Cara Mengukurnya

Konten yang efektif bukan hanya yang terlihat menarik, tetapi juga dapat diukur dampaknya secara konkret. Oleh karena itu, sejak awal strategi dirancang, perlu ditentukan indikator keberhasilan yang akan digunakan. Metrik seperti jumlah tayangan, tingkat interaksi, lama waktu yang dihabiskan di halaman, rasio klik, hingga konversi ke pembelian harus dipilih berdasarkan tujuan utama konten. Misalnya, jika konten dibuat untuk mendatangkan leads, maka jumlah formulir yang diisi atau klik ke halaman kontak menjadi fokus utama. Alat analitik seperti Google Analytics, Meta Business Suite, atau bahkan laporan manual dari interaksi pengguna bisa digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki strategi ke depan.

 

Strategi konten marketing bukan sekadar rangkaian posting, artikel, atau video yang terlihat menarik, tetapi juga hasil dari pemahaman mendalam tentang audiens, apa yang mereka butuhkan, bagaimana cara terbaik menjangkau mereka, dan seperti apa pesan yang akan membangun hubungan jangka panjang. Pada dunia digital yang terus berubah, pemahaman akan strategi marketing akan sangat membantu dalam beradaptasi dengan cepat, memaksimalkan setiap peluang, dan menghindari jebakan konten yang hanya ramai tapi tak berdampak. Semakin kuat dasar strategi yang dibangun, semakin besar pula peluang untuk menjadikan konten sebagai aset utama dalam pertumbuhan bisnis.

gania

Penulis Blog Ketoko

Artikel Terbaru

Inspirasi Activity

Mengapa Ketoko.co.id adalah Pilihan Terbaik untuk Solusi Aplikasi Kasir Online Anda

Kemajuan teknologi telah menjadi landasan utama yang mengubah sistem operasional bisnis di era modern. Perkembangan teknologi yang semakin cepat telah mengubah cara perusahaan beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan. Tidak hanya sebagai ala...
gania
5 min

Tips Bisnis

Cara Memulai Bisnis Lewat Digital Marketing

Pemanfaatan digital marketing bukanlah sekadar respons terhadap kemajuan teknologi yang terus berkembang, tetapi juga merupakan langkah strategis yang sangat relevan dalam memasarkan bisnis di era ini. Digital marketing saat ini merupakan cara t...
gania
5 min

Tips Bisnis

Mengenal Sistem Point of Sales: Mengapa Harus Point of Sales?

Apa itu POS (Point of Sales)?Sesuai dengan namanya, Point of Sales (Titik Penjualan) adalah titik di mana proses transaksi jual-beli sebuah barang telah selesai. Pada Point of Sales, pedagang atau pemilik bisnis menghitung jumlah pembayaran, menjumla...
gania
5 min