E-commerce VS Social Commerce: Apa Bedanya?
Tips Bisnis
| Wed, 07 August 2024, 10:43

Bagi para penggemar online shopping, istilah e-commerce dan social commerce tentu sudah tidak asing lagi. Kedua istilah ini sering muncul dalam dunia perdagangan digital karena keduanya beroperasi dalam ranah online. Meskipun begitu, terdapat beberapa perbedaan mendasar dalam cara kerja dan pendekatan mereka terhadap konsumen.
E-commerce umumnya mengandalkan platform digital seperti situs web atau aplikasi khusus sebagai tempat utama transaksi jual beli. Di sisi lain, social commerce memanfaatkan kekuatan media sosial, mengintegrasikan interaksi sosial dan rekomendasi dari pengguna untuk mendorong penjualan.
Namun, pada dasarnya perbedaan e-commerce dan social commerce tidak hanya terbatas pada platform yang digunakan. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai pengertian, perbedaan, serta kekurangan dan kelebihan e-commerce dan social commerce.
Pengertian E-commerce VS Social Commerce
E-commerce
E-commerce, atau electronic commerce, adalah bentuk perdagangan yang dilakukan melalui platform digital seperti situs web, aplikasi mobile, atau marketplace online. Dalam e-commerce, transaksi jual beli terjadi di sebuah platform yang dirancang khusus untuk tujuan tersebut, di mana penjual dan pembeli dapat berinteraksi secara langsung melalui katalog produk, deskripsi, dan sistem pembayaran online. Platform e-commerce memungkinkan penjual untuk menampilkan produk mereka dengan foto berkualitas tinggi, deskripsi terperinci, ulasan pelanggan, dan informasi harga yang jelas. Pembeli dapat mencari dan membandingkan produk dengan mudah, menambahkan barang ke dalam keranjang belanja, dan menyelesaikan pembelian dengan beberapa klik saja. Tokopedia dan Bukalapak adalah contoh platform e-commerce besar di Indonesia yang menyediakan berbagai produk dari berbagai penjual lokal dan internasional.
Social Commerce
Social commerce adalah bentuk perdagangan yang memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok untuk transaksi jual beli. Di sini, interaksi sosial dan rekomendasi dari teman atau influencer berperan penting dalam keputusan pembelian. Penjual menggunakan foto, video, dan live streaming untuk memasarkan produk, memungkinkan pengguna membeli langsung dari aplikasi tanpa harus beralih ke situs web lain.
Menggabungkan elemen sosial dengan kemudahan belanja online, social commerce menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal dan interaktif. Fitur seperti Instagram Shopping dan Facebook Marketplace memungkinkan pengguna melihat katalog produk dan menyelesaikan pembelian tanpa meninggalkan aplikasi.
Perbedaan E-commerce VS Social Commerce
Meski keduanya berbasis online, pada dasarnya e-commerce dan social commerce adalah dua sistem jual-beli online yang berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaan mendasar antara e-commerce dan social commerce.
Platform dan Pendekatan:
E-commerce:
- Menggunakan platform digital khusus seperti situs web atau aplikasi mobile yang dirancang untuk memfasilitasi transaksi jual beli. Platform ini sering kali memiliki fitur-fitur yang mendukung penjualan seperti katalog produk, deskripsi terperinci, ulasan pelanggan, dan sistem pembayaran yang aman.
- Fokus pada menyediakan berbagai produk dalam satu tempat yang terorganisir, dengan navigasi yang mudah dan pengalaman belanja yang efisien bagi pengguna.
- Contoh pada umumnya seperti Amazon, Tokopedia, Bukalapak, yang menyediakan berbagai produk dari berbagai kategori dalam satu tempat yang mudah diakses dan terorganisir.
Social Commerce:
- Memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, yang pada dasarnya adalah tempat untuk berinteraksi sosial, tetapi juga memungkinkan transaksi jual beli.
- Pendekatan yang lebih berpusat pada interaksi sosial dan rekomendasi dari jaringan sosial pengguna.
- Menggunakan konten menarik seperti foto, video, dan live streaming untuk promosi. Penjual memanfaatkan popularitas dan engagement dari konten untuk menarik perhatian calon pembeli.
Interaksi dan Pengaruh:
E-commerce:
- Interaksi terbatas pada ulasan produk dan deskripsi barang yang tersedia di platform. Komunikasi antara penjual dan pembeli sering kali terjadi melalui sistem pesan dalam platform.
- Keputusan pembelian lebih berdasarkan informasi produk, harga, dan ulasan dari pembeli sebelumnya, yang memberikan gambaran tentang kualitas dan keandalan produk.
Social Commerce:
- Interaksi sosial dan rekomendasi dari teman atau influencer sangat berpengaruh. Pengguna media sosial sering kali terinspirasi untuk membeli produk yang mereka lihat direkomendasikan oleh orang yang mereka ikuti atau kenal.
- Pembelian sering didorong oleh ulasan, testimoni, dan promosi dari orang-orang yang dipercaya, seperti influencer atau teman, yang memberikan sentuhan personal dan meningkatkan kepercayaan.
Pengalaman Belanja, Kepercayaan, dan Loyalitas:
E-commerce:
- Mengutamakan efisiensi dan kemudahan, pengguna dapat dengan mudah mencari produk, membandingkan harga, membaca ulasan, dan menyelesaikan pembelian dalam beberapa klik. Sistem pembayaran dan pengiriman terintegrasi dengan berbagai pilihan metode.
- Kepercayaan dibangun melalui reputasi platform dan ulasan pengguna. Loyalitas didorong oleh kenyamanan, efisiensi layanan, pilihan produk yang luas, dan pengalaman belanja yang konsisten.
Social Commerce:
- Menggabungkan elemen sosial dengan belanja online, pengguna bisa berinteraksi dengan penjual dan mendapatkan rekomendasi produk dari jaringan sosial. Pengalaman belanja menjadi lebih personal dan interaktif dengan komunikasi langsung dengan penjual atau influencer, serta konten yang menarik.
- Kepercayaan dibangun melalui rekomendasi dari komunitas pengguna. Loyalitas terkait dengan interaksi personal dan rekomendasi dari teman atau influencer, serta pengalaman belanja yang interaktif dan menyenangkan.
Kelebihan dan Kekurangan E-commerce VS Social Commerce
Memahami kelebihan dan kekurangan dari dua model perdagangan digital, e-commerce dan social commerce, juga sangat penting dalam menentukan strategi bisnis yang efektif. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai kelebihan dan kekurangan e-commerce dan social commerce.
E-commerce
Kelebihan:
- Kemudahan Akses dan Efisiensi
E-commerce menawarkan akses mudah ke berbagai produk dari berbagai kategori dalam satu platform yang terorganisir. Pengguna dapat mencari, membandingkan, dan membeli produk dengan cepat melalui sistem pencarian dan filter.
- Pilihan Pembayaran dan Pengiriman
Platform e-commerce sering menyediakan berbagai opsi pembayaran dan pengiriman yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, seperti kartu kredit, e-wallet, dan berbagai metode pengiriman.
- Keamanan dan Keandalan
Sistem keamanan yang dimiliki e-commerce cukup kuat untuk melindungi informasi pribadi dan transaksi pengguna. Banyak platform besar juga menyediakan kebijakan pengembalian barang dan jaminan kepuasan pelanggan.
Kekurangan
- Kurangnya Interaksi Sosial
Transaksi dalam e-commerce sering kali bersifat anonim dan kurang melibatkan interaksi sosial yang dapat membantu membangun kepercayaan. Pengalaman belanja bisa terasa kurang personal dibandingkan dengan social commerce.
- Persaingan dan Saturasi
Dengan banyaknya penjual dan produk di platform e-commerce, mungkin sulit bagi penjual kecil atau baru untuk menonjol dan menarik perhatian di pasar yang sangat kompetitif.
Social Commerce
Kelebihan:
- Interaksi Sosial dan Rekomendasi
Social commerce memanfaatkan interaksi sosial dan rekomendasi dari teman atau influencer, yang dapat meningkatkan kepercayaan dan mempengaruhi keputusan pembelian. Rekomendasi personal sering kali lebih dipercaya oleh konsumen.
- Pengalaman Belanja yang Lebih Personal
Penjual dapat berinteraksi langsung dengan pembeli melalui komentar, pesan, atau live streaming, menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal dan interaktif.
- Promosi dan Engagement
Konten menarik seperti foto, video, dan live streaming dapat menarik perhatian dan meningkatkan engagement, membantu penjual untuk memasarkan produk secara efektif.
Kekurangan:
- Fokus Terbatas pada Pembelian
Social commerce sering kali terintegrasi dengan platform media sosial yang memiliki tujuan utama berbeda dari perdagangan. Proses pembelian mungkin tidak seefisien atau semudah di platform e-commerce yang didedikasikan khusus untuk jual beli.
- Keamanan dan Privasi
Pengguna mungkin memiliki kekhawatiran tentang keamanan data pribadi dan transaksi, terutama jika platform media sosial tidak memiliki sistem keamanan yang memadai untuk perlindungan pembeli.
- Pengaruh Terhadap Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian sering kali dipengaruhi oleh tren dan rekomendasi dari influencer atau teman, yang mungkin tidak selalu mencerminkan kebutuhan atau preferensi individu secara objektif.
Pada akhirnya, baik e-commerce maupun social commerce memiliki potensi besar untuk memberikan pengalaman berbisnis dan belanja yang memuaskan, tergantung pada bagaimana mereka digunakan dan dioptimalkan. Pemahaman tentang perbedaan mendasar antara e-commerce dan social commerce dapat memberi peluang pada konsumen untuk memilih platform yang paling sesuai dengan kebutuhan belanja mereka, sementara pelaku bisnis dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk menjangkau dan memenuhi kebutuhan pasar. Kedua model ini menawarkan cara yang berbeda dalam berinteraksi dan melayani pelanggan, serta memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri.

Penulis Blog Ketoko