Kenali Low Cost Strategy Sebagai Strategi yang UMKM Friendly

Tips Bisnis

| Wed, 04 September 2024, 12:31
Tips Bisnis
gania
5 min

Low-cost strategy adalah pendekatan bisnis yang memprioritaskan efisiensi dalam setiap aspek operasional dan produksi dengan tujuan mengurangi biaya yang dikeluarkan perusahaan. Strategi ini berfokus pada bagaimana sebuah bisnis dapat memproduksi barang atau menyediakan layanan dengan biaya yang serendah mungkin, tanpa mengorbankan kualitas secara signifikan. Menekan biaya memungkinkan bisnis menawarkan harga yang lebih rendah kepada konsumen, yang pada akhirnya memberi mereka kemampuan untuk bersaing lebih efektif, terutama di pasar yang sangat sensitif terhadap harga.

 

Bagaimana Low-Cost Strategy Bekerja? 

Pada intinya, strategi low-cost berusaha untuk mengurangi biaya di berbagai titik dalam rantai nilai bisnis dengan tujuan akhir menawarkan produk atau layanan dengan harga yang lebih rendah tanpa mengorbankan kualitas yang terlalu signifikan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai elemen-elemen utama dalam strategi ini:

1. Biaya Bahan Baku

Dalam proses produksi, pemilihan bahan baku yang lebih terjangkau adalah salah satu cara utama untuk mengurangi biaya. Proses ini juga dapat melibatkan penggunaan bahan alternatif dan mengoptimalkan proses pengadaan bahan baku untuk mendapatkan harga yang lebih baik melalui pembelian dalam jumlah besar atau menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok juga dapat mengurangi biaya unit bahan baku.

2. Skala Produksi

Prinsip Economies of Scale mengacu pada pengurangan biaya per unit saat produksi meningkat. Produksi dalam jumlah besar akan membuat perusahaan dapat menyebar biaya tetap (seperti investasi dalam peralatan dan fasilitas) ke lebih banyak unit, sehingga menurunkan biaya per unit produk.

Meskipun skala produksi tidak meningkat secara signifikan, meningkatkan efisiensi melalui teknologi atau metode produksi yang lebih baik juga dapat mengurangi biaya per unit.

3. Tenaga Kerja

Mempekerjakan tenaga kerja di lokasi dengan biaya upah yang lebih rendah atau menggunakan tenaga kerja paruh waktu bisa mengurangi biaya operasional secara signifikan.

Selain pekerja fisik, investasi dalam teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja atau otomatisasi proses dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja tambahan dan mengurangi biaya operasional.

4. Distribusi dan Logistik

Mengadopsi metode distribusi yang lebih efisien, seperti penggunaan jalur transportasi yang lebih murah atau pengiriman dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman per unit. Selain itukurangi biaya logistik dengan merampingkan rantai pasok dan hindari biaya tambahan yang tidak perlu dalam proses distribusi.

5. Infrastruktur

Kurangi biaya operasional dengan menggunakan fasilitas yang lebih kecil atau manfaatkan ruang dengan lebih efisien. Misalnya, memilih lokasi yang lebih terjangkau atau menyewa fasilitas daripada membangun sendiri.

Implementasikan sistem manajemen digital dan otomatisasi untuk mengelola operasional sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan fasilitas fisik yang besar dan tenaga kerja tambahan.

 

Keuntungan dan Kerugian Low Cost Strategy

Low cost strategy dapat membawa sejumlah keuntungan dan kerugian yang memengaruhi cara perusahaan bersaing di pasar. Berikut adalah elaborasi tentang keuntungan dan kerugian dari penggunaan low-cost strategy.

Keuntungan Penggunaan Low-Cost Strategy

1. Daya Saing yang Lebih Kuat

Perusahaan bisa menawarkan harga lebih rendah kepada konsumen dengan menekan biaya usaha. Dalam pasar yang sensitif terhadap harga, strategi ini menjadi keunggulan kompetitif yang kuat karena banyak konsumen, terutama di segmen menengah ke bawah, lebih memilih produk yang terjangkau. Harga yang lebih rendah menarik perhatian pembeli, yang sering kali lebih mementingkan harga daripada fitur atau merek.

2. Volume Penjualan yang Lebih Tinggi

Harga yang lebih murah mendorong peningkatan penjualan, karena produk dengan harga rendah lebih mudah dijangkau oleh konsumen. Strategi ini memungkinkan perusahaan menjual dalam volume besar, yang berpotensi menghasilkan pendapatan lebih tinggi. 

3. Efisiensi Operasional

Low-cost strategy menuntut perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi operasional di setiap lini, mulai dari produksi hingga distribusi. Strategi ini mendorong pengurangan pemborosan, optimisasi proses, dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Efisiensi operasional ini bisa menjaga margin keuntungan meski harga jual lebih rendah, karena biaya produksi dan distribusi yang lebih terkontrol.

4. Meminimalisasi Risiko Fluktuasi Harga

Beberapa industri tertentu sangat rentan mengalami fluktuasi dalam biaya bahan baku atau tenaga kerja. Maka dari itu, fokus pada efisiensi dan penghematan biaya, perusahaan yang menerapkan low-cost strategy akan lebih siap menghadapi perubahan harga. Mereka bisa mengurangi dampak kenaikan biaya yang tiba-tiba dengan sistem manajemen yang efisien dan pemanfaatan sumber daya yang optimal.

5. Pangsa Pasar yang Lebih Besar

Strategi harga rendah memberikan akses ke segmen pasar yang lebih luas, termasuk konsumen yang biasanya sensitif terhadap harga. Penargetan pasar yang besar dan penawaran harga yang lebih terjangkau dapat meningkatkan pangsa pasar sebuah perusahaan dan memperluas jangkauan konsumennya, bahkan melampaui pesaing yang fokus pada segmen premium.

Kerugian Penggunaan Low-Cost Strategy

1. Risiko Penurunan Kualitas

Salah satu tantangan terbesar dari low-cost strategy adalah risiko menurunkan kualitas produk atau layanan. Jika perusahaan terlalu fokus pada penghematan biaya, ada kemungkinan mereka mengorbankan kualitas. Hal ini bisa berdampak negatif pada persepsi konsumen dan reputasi perusahaan, serta berisiko kehilangan pelanggan yang lebih mengutamakan kualitas daripada harga.

2. Margin Keuntungan yang Tipis

Margin keuntungan per produk cenderung menjadi lebih kecil apabila harga jual produk rendah. Jika tidak ada manajemen yang baik, perusahaan bisa kesulitan menghasilkan keuntungan yang cukup untuk tetap berkembang, terutama ketika menghadapi biaya tetap yang tinggi atau penurunan volume penjualan. Keuntungan tipis ini membuat perusahaan rentan terhadap fluktuasi pasar atau biaya produksi.

3. Kurangnya Diferensiasi Produk

Fokus pada biaya rendah sering kali mengurangi inovasi atau pengembangan produk baru. Akibatnya, produk yang ditawarkan bisa menjadi terlalu generik dan sulit dibedakan dari produk pesaing. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan daya tarik produk di mata konsumen yang mungkin mencari nilai tambah di luar harga, seperti fitur unik atau kualitas premium.

4. Ketergantungan pada Volume Penjualan

Low-cost strategy sangat bergantung pada volume penjualan yang tinggi untuk menutupi margin keuntungan yang rendah. Jika terjadi penurunan permintaan atau pasar mulai jenuh, perusahaan mungkin menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan operasinya. Dalam kondisi tersebut, biaya operasional tetap bisa melebihi pendapatan jika volume penjualan tidak memadai.

5. Persaingan dari Perusahaan Lebih Besar

Perusahaan besar dengan sumber daya yang lebih kuat dapat meniru strategi low-cost dengan skala ekonomi yang lebih besar, sehingga mampu menawarkan harga lebih rendah lagi. UMKM yang menerapkan low-cost strategy mungkin kesulitan bersaing dengan raksasa industri yang mampu menekan biaya produksi lebih jauh berkat kemampuan mereka memanfaatkan skala besar dan jaringan luas.

 

Relevansi untuk UMKM 

Bagi UMKM, yang sering kali memiliki keterbatasan modal dan sumber daya, strategi ini memberikan peluang untuk tetap kompetitif tanpa harus menanggung beban investasi yang besar. Berbeda dengan perusahaan besar yang mungkin memiliki anggaran besar untuk inovasi produk atau kampanye pemasaran yang luas, UMKM dapat menggunakan low-cost strategy sebagai jalan pintas untuk menjangkau pelanggan tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Berikut adalah alasan mengapa low-cost strategy sangat ramah bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah):

1. Menekan Biaya Operasional

UMKM sering kali beroperasi dengan anggaran yang lebih kecil dibandingkan perusahaan besar. Penurunkan biaya di berbagai aspek ini dapat membantu UMKM untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka. Misalnya, menggunakan bahan baku yang lebih murah atau mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi pemborosan. 

Strategi low-cost memungkinkan mereka untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas dengan menekan biaya operasional seperti bahan baku, tenaga kerja, dan distribusi.

2. Menarik Pelanggan yang Sensitif Terhadap Harga

Di pasar yang sangat kompetitif, harga sering kali menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian. Banyak konsumen, terutama di segmen menengah ke bawah, lebih memprioritaskan harga yang terjangkau saat memilih produk atau layanan. Dengan menerapkan strategi low-cost, UMKM bisa menawarkan harga yang lebih bersaing, menarik pelanggan yang mencari nilai lebih dari setiap pembelian.

UMKM yang mampu menawarkan produk dengan harga lebih rendah dapat memanfaatkan celah pasar dan menggaet konsumen yang sensitif terhadap harga.

3. Fleksibilitas dalam Skala Kecil

UMKM cenderung memiliki struktur organisasi yang lebih ramping dan fleksibel dibandingkan perusahaan besar, memungkinkan mereka dengan cepat menyesuaikan model bisnis untuk mengimplementasikan strategi low-cost, seperti mengubah proses produksi atau mengurangi biaya operasional.

Proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan struktur yang lebih sederhana juga menjadikan UMKM dapat mengadopsi perubahan dalam strategi bisnis dengan lebih cepat daripada perusahaan besar yang seringkali terhambat oleh birokrasi.

4. Penggunaan Teknologi dan Digitalisasi

UMKM dapat memanfaatkan berbagai teknologi dan alat digital yang murah atau bahkan gratis untuk mengurangi biaya pemasaran dan distribusi. Misalnya, menggunakan media sosial untuk promosi, aplikasi manajemen bisnis untuk mengelola operasional bisnis, atau platform e-commerce untuk menjangkau pelanggan secara online.

Teknologi digital juga dapat membantu UMKM dalam otomatisasi proses, pengelolaan inventaris, dan komunikasi dengan pelanggan, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja tambahan dan fasilitas fisik.

5. Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal

Biaya logistik dan transportasi dapat ditekan dengan menggunakan bahan baku atau produk dari sumber lokal. Cara ini tidak hanya mengurangi biaya pengadaan tetapi juga dapat memperkuat hubungan dengan komunitas lokal. Penggunaan sumber daya lokal akan menjadikan UMKM turut berkontribusi pada ekonomi lokal sehingga UMKM mendapatkan dukungan dari komunitas sekitarnya.

6. Skalabilitas Bertahap

Modal yang terbatas menjadikan UMKM harus memulai bisnis dengan skala kecil namun efisien. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengelola risiko keuangan dan tidak perlu melakukan investasi besar di awal.

Seiring berkembangnya bisnis, UMKM dapat secara bertahap meningkatkan skala operasinya sehingga mereka dapat mengoptimalkan proses dan melakukan penyesuaian tanpa perlu melakukan perubahan besar secara tiba-tiba.

Strategi low-cost memberikan UMKM alat untuk bersaing dengan efektif di pasar yang seringkali dipenuhi oleh pesaing besar, sekaligus memungkinkan mereka untuk beroperasi secara efisien dengan sumber daya yang terbatas. Dengan kata lain, low-cost strategy bukan hanya tentang menawarkan harga yang lebih rendah kepada konsumen, tapi juga tentang menciptakan model bisnis yang hemat biaya, memungkinkan UMKM untuk tetap tumbuh dan bersaing meski dengan sumber daya yang terbatas.

gania

Penulis Blog Ketoko

Artikel Terbaru

Tips Bisnis

Panduan Memulai Bisnis Laundry dan Cara Meningkatkan Omzet dengan Aplikasi Kasir Digital

Panduan Memulai Bisnis Laundry dari NolMemulai bisnis laundry membutuhkan persiapan matang yang akan sangat membantu pemilik bisnis untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan peluang sukses dalam industri laundry yang kompetitif. Sama halnya dengan m...
gania
5 min

Tips Bisnis

Kiat-Kiat Memilih Nama Brand yang Pas untuk Bisnis Kamu!

Membangun sebuah brand tidak hanya tentang menciptakan produk atau layanan, tetapi juga tentang membangun identitas bisnis yang dapat dengan mudah dikenali oleh audiens. Identitas yang kuat dan berkesan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan bisn...
gania
5 min

Tips Bisnis

Mengungkap Rahasia: Mana yang Lebih Menguntungkan, Bisnis Offline atau Online?

Di era digital yang serba cepat ini, bisnis tidak lagi terbatas pada toko fisik dan interaksi tatap muka. Transformasi besar-besaran dalam dunia bisnis ini menuntut para pengusaha untuk memilih model bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi me...
gania
5 min