Reorder Point: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya untuk Bisnis
Tips Bisnis
| Tue, 15 July 2025, 10:08

Pengelolaan persediaan adalah seni mengatur keseimbangan antara ketersediaan dan efisiensi. Dalam dunia bisnis, terutama yang berkaitan dengan distribusi barang atau penjualan ritel, kemampuan mengelola stok bukan sekadar soal menyimpan produk sebanyak-banyaknya. Jika stok terlalu sedikit, risiko kehabisan barang akan berpotensi membuat bisnis merugi. Sebaliknya, jika terlalu banyak, modal akan tertahan, ruang penyimpanan membengkak, dan stok barang bisa menurun kualitasnya. Untuk itulah dibutuhkan sistem yang mampu memberikan sinyal waktu terbaik untuk melakukan pemesanan ulang yang biasa dikenal sebagai Reorder Point. Sistem ini berperan penting dalam membantu bisnis menentukan waktu terbaik untuk melakukan pemesanan ulang sebelum stok habis, bukan berdasarkan intuisi atau tebakan, melainkan melalui perhitungan yang didasarkan pada data dan proyeksi operasional yang akurat.
Pengertian Reorder Point
Reorder point adalah jumlah minimum stok barang yang jika tercapai berarti bisnis harus segera melakukan pemesanan baru untuk menghindari kehabisan stok. Konsep ini tidak bisa dilepaskan dari dua elemen penting, yakni permintaan konsumen dan lead time. Permintaan mencerminkan berapa banyak barang yang biasanya dibutuhkan setiap hari, sedangkan lead time menunjukkan berapa lama barang akan sampai sejak dipesan. Ketika permintaan harian dan lead time dikalkulasi bersama, muncullah titik aman yang menjaga ketersediaan stok selama menunggu kedatangan barang baru, yang dikenal sebagai reorder point.
Fungsi Reorder Point dalam Sistem Persediaan
Lebih dari sekadar angka batas, reorder point berfungsi sebagai alat bantu perencanaan logistik yang mendorong efisiensi dengan mencegah kekosongan barang tanpa harus menumpuk inventaris secara berlebihan. Dalam banyak perusahaan, terutama manufaktur dan ritel, keberadaan reorder point memungkinkan proses pengadaan berjalan lebih sistematis dan terjadwal.
Manfaat Reorder Point bagi Bisnis
- Menjaga Ketersediaan Produk secara Konsisten
Manfaat paling nyata dari sistem reorder point adalah kemampuannya dalam menjaga keberlangsungan ketersediaan barang. Pelanggan tidak akan menghadapi situasi di mana barang yang mereka butuhkan tiba-tiba habis. Hal ini sangat penting terutama pada bisnis yang menjual barang-barang pokok atau produk dengan permintaan stabil, sehingga kepuasan pelanggan dan membangun kepercayaan terhadap brand.
- Menghindari Biaya dan Risiko Akibat Overstock
Salah satu masalah yang sering tidak disadari adalah menumpuk barang terlalu banyak di gudang. Meskipun stok tersedia, biaya penyimpanan seperti listrik, sewa ruang, tenaga kerja, dan risiko barang rusak justru menjadi beban tambahan. Reorder point membantu mencegah hal ini sebab pemesanan dilakukan hanya saat benar-benar diperlukan dan dalam jumlah yang lebih presisi sesuai kebutuhan.
- Meningkatkan Akurasi Keputusan Pembelian
Dalam operasional harian, staf gudang atau bagian pembelian sering kali mengambil keputusan berdasarkan intuisi, apalagi jika belum ada sistem digital. Reorder point menyederhanakan proses ini dengan angka batas yang jelas untuk memberikan panduan kapan harus memesan, sehingga keputusan menjadi berbasis data dan bukan sekadar kebiasaan. Hal ini penting terutama saat menghadapi permintaan musiman atau kondisi pasar yang berubah cepat.
- Membangun Kedisiplinan Rantai Pasok
Reorder point juga berperan dalam menciptakan siklus rantai pasok yang lebih tertib dan profesional. Ketika pemesanan dilakukan berdasarkan sistem dan bukan impuls, maka pemasok pun dapat bekerja lebih terencana. Lead time menjadi lebih stabil, dan semua pihak dalam rantai distribusi dapat mengatur jadwal dengan lebih akurat sehingga berdampak positif terhadap keseluruhan ekosistem logistik.
Komponen-Komponen Utama dalam Perhitungan Reorder Point
- Permintaan Harian sebagai Dasar Perputaran Stok
Permintaan harian adalah rata-rata jumlah barang yang digunakan atau terjual setiap hari. Komponen ini bisa dihitung dari data penjualan beberapa minggu atau bulan terakhir, tergantung seberapa konsisten pola permintaan. Dalam bisnis makanan cepat saji, misalnya, permintaan harian bisa relatif stabil, sementara dalam industri fashion, fluktuasinya jauh lebih tinggi tergantung musim dan tren.
- Lead Time: Jangka Waktu Pemesanan hingga Barang Tiba
Lead time menunjukkan waktu antara pemesanan dilakukan hingga barang tersedia kembali di gudang. Dalam praktiknya, lead time mencakup proses konfirmasi pembelian, waktu produksi (jika berlaku), pengiriman, dan penerimaan barang. Lead time juga harus dihitung dalam satuan yang sama dengan permintaan harian agar kalkulasi berjalan konsisten. Lead time yang lebih panjang berarti reorder point harus lebih tinggi agar stok cukup selama masa tunggu tersebut.
- Safety Stock sebagai Cadangan Risiko
Safety stock adalah stok tambahan yang disiapkan untuk menghadapi ketidakpastian, seperti lonjakan permintaan mendadak atau keterlambatan pengiriman. Tidak semua bisnis membutuhkan cadangan besar, terutama jika lead time pendek dan permintaan stabil. Namun jika riwayat pengiriman sering terlambat atau fluktuasi permintaan kerap terjadi, maka menambahkan safety stock dalam perhitungan reorder point menjadi langkah antisipatif yang penting untuk menjaga kelancaran operasional dan mencegah kekosongan stok.
Cara Menghitung Reorder Point
- Rumus Dasar Tanpa Safety Stock
Rumus paling sederhana dalam menghitung reorder point adalah mengalikan permintaan harian dengan lead time.
Reorder Point = Permintaan Harian x Lead Time
Contohnya, jika sebuah toko menjual 25 unit barang per hari, dan lead time dari pemasok adalah 6 hari, maka reorder point-nya adalah 25 x 6 = 150 unit. Artinya saat stok mencapai 150 unit, toko harus segera melakukan pemesanan agar barang baru tiba tepat saat stok lama habis.
- Rumus Lengkap dengan Safety Stock
Jika perusahaan ingin memperhitungkan risiko fluktuasi atau keterlambatan, maka rumus ditambahkan dengan safety stock.
Reorder Point = (Permintaan Harian x Lead time) + Safety Stock
Misalnya, dalam kasus sebelumnya ditambahkan safety stock sebesar 50 unit karena pemasok sering terlambat, maka reorder point menjadi 150 + 50 = 200 unit. Angka ini menjadi ambang aman agar toko tetap bisa beroperasi meskipun pengiriman terlambat beberapa hari.
Waktu Terbaik untuk Melakukan Reorder Point
- Perubahan Permintaan Musiman dan Tren Pasar
Perubahan adalah hal pasti dalam bisnis, terutama saat permintaan pelanggan melonjak karena musim liburan, promo besar, atau pergeseran tren pasar. Reorder point yang tidak disesuaikan dengan perubahan permintaan atau lead time dapat menyebabkan stok menjadi tidak sesuai kebutuhan. Terlalu rendah bisa menyebabkan kehabisan pasokan dalam waktu singkat, sedangkan terlalu tinggi bisa menyebabkan overstock hingga pemborosan.
- Variasi Lead Time dari Supplier
Supplier baru, metode pengiriman yang berbeda, atau gangguan logistik bisa menyebabkan perubahan lead time hingga berakibat pada reorder point yang harus dikoreksi. Semakin panjang lead time, semakin tinggi reorder point yang diperlukan, dan jika tidak dikoreksi, perhitungan sebelumnya bisa menjadi tidak relevan serta berisiko menyebabkan kesalahan.
- Evaluasi Rutin untuk Menyesuaikan Strategi Bisnis
Idealnya, reorder point dievaluasi setiap kuartal atau setiap kali terjadi perubahan besar dalam proses bisnis. Selain itu, sistem ERP yang terintegrasi bisa memantau perubahan secara real-time dan menyesuaikan reorder point secara otomatis agar perusahaan tetap relevan dan responsif terhadap dinamika pasar.
Peran Teknologi dalam Penerapan Reorder Point
- Otomatis Pemantauan Stok
Saat ini, banyak bisnis sudah beralih ke sistem digital dalam mengelola inventaris. Software seperti ERP, aplikasi POS, atau sistem WMS (Warehouse Management System) memungkinkan pemantauan stok secara real-time. Sistem ini akan memberi notifikasi saat stok menyentuh reorder point, bahkan bisa langsung membuat draft purchase order secara otomatis sehingga proses restock berjalan jauh lebih cepat dan minim kesalahan.
- Analisis Prediktif untuk Penyesuaian Reorder Point
Beberapa platform digital bahkan telah dilengkapi fitur prediksi berbasis AI yang tidak hanya mencatat permintaan, tetapi juga mengenali pola penjualan, fluktuasi musiman, hingga respon terhadap kampanye pemasaran. Berdasarkan data tersebut, reorder point bisa disesuaikan secara otomatis, menjadikannya sistem yang benar-benar adaptif terhadap realitas pasar.
- Integrasi Antar Divisi
Reorder point digital juga memungkinkan kolaborasi lebih erat antar tim karena mereka bisa mengakses data yang sama, memahami siklus stok, hingga membuat keputusan yang lebih sinkron sehingga meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi miskomunikasi antar bagian.
Reorder point bukan sekadar perhitungan teknis dalam gudang, melainkan sistem peringatan dini yang menjaga ritme antara permintaan dan pasokan sekaligus menyelamatkan bisnis dari kekacauan stok, mencegah kehilangan penjualan, dan mengurangi biaya penyimpanan. Namun, agar fungsinya maksimal, reorder point harus dihitung dengan benar, dievaluasi secara berkala, dan diintegrasikan dalam sistem manajemen yang cerdas. Daya saing bisnis tak hanya ditentukan oleh kualitas produk atau harga yang menarik, tetapi juga oleh konsistensi ketersediaan barang.

Penulis Blog Ketoko