Trik Menghilangkan Mata Uang dalam Menu yang Bisa Bikin Penjualan Melonjak Drastis
Tips Bisnis
| Tue, 22 October 2024, 11:06Meningkatkan penjualan adalah tantangan yang selalu dihadapi oleh para pebisnis di berbagai sektor, terutama dalam industri kuliner dan ritel. Berkembangnya era digital, memunculkan banyak strategi pemasaran kekinian untuk menggaet konsumen melalui berbagai banyak cara. Salah satu strategi yang semakin populer adalah menghilangkan simbol mata uang dalam menu atau daftar harga. Meskipun terlihat sederhana dan tidak terlalu memberikan pengaruh yang signifikan, pendekatan ini ternyata memiliki dampak psikologis yang terbukti berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Bagaimana strategi ini bisa begitu efektif, cara kerjanya, dan bagaimana menerapkannya dengan benar dalam bisnis? Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya.
Keuntungan Menghilangkan Mata Uang dalam Menu atau Daftar Harga
Teknik menghilangkan mata uang dalam menu atau daftar harga mungkin tampak sederhana. Namun, pada nyatanya trik ini memiliki efek psikologis yang dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen secara signifikan. Berikut adalah penjelasan mengenai keuntungan serta bagaimana teknik ini bekerja:
1. Mengurangi Kesan Mahal dengan Menghapus Simbol Mata Uang
Salah satu alasan utama mengapa menghilangkan simbol mata uang dapat meningkatkan penjualan adalah karena strategi ini dapat mengurangi kesan “mahal” di benak konsumen. Simbol mata uang seperti “Rp” secara langsung dapat mengingatkan konsumen bahwa mereka sedang mengeluarkan uang. Ketika mata uang ini ditampilkan secara eksplisit, konsumen cenderung lebih sadar akan biaya yang harus mereka keluarkan.
Contoh sederhananya, bayangkan Anda berada di sebuah restoran dan melihat 2 menu berikut:
- “Iced Tea - Rp 50.000”
- “Iced Tea - 50”
Ketika simbol mata uang dihapus, otak manusia cenderung menganggap harga tersebut lebih rendah. Fenomena ini terjadi bukan karena harga sebenarnya berubah, tetapi karena simbol mata uang secara tidak sadar memberi kesan bahwa pelanggan tengah menghadapi transaksi finansial.
Selain itu, dengan mengurangi persepsi bahwa mereka sedang mengeluarkan uang, pelanggan mungkin lebih terbuka untuk memilih menu yang lebih mahal atau melakukan pembelian tambahan, karena mereka tidak merasa terbebani oleh angka-angka yang terlihat jelas seperti “Rp”.
2. Menggeser Fokus dari Biaya ke Pengalaman dan Produk
Ketika simbol mata uang dihapus, perhatian konsumen cenderung bergeser dari beberapa banyak uang yang akan mereka keluarkan ke produk atau layanan yang mereka beli. Misalnya, di restoran mewah, pelanggan datang untuk menikmati suasana, pelayanan, dan cita rasa yang unik. Menghapus simbol mata uang dapat membuat mereka dapat lebih menikmati pengalaman tersebut tanpa perlu terganggu oleh pemikiran berapa banyak yang mereka keluarkan. Strategi ini sangat efektif dalam industri makanan dan minuman, di mana konsumen biasanya mencari pengalaman yang menyenangkan, bukan sekadar makanan atau minuman itu sendiri.
Pada akhirnya, strategi ini menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan dan sering kali dapat meningkatkan loyalitas serta keinginan mereka untuk kembali. Ketika pelanggan merasa bahwa mereka mendapatkan pengalaman yang memuaskan, mereka cenderung tidak terlalu mempermasalahkan berapa yang mereka keluarkan, bahkan jika harga menu sebenarnya sedikit lebih tinggi dari tempat lain.
3. Menghilangkan Asosiasi Angka dengan Nilai Mata Uang
Kita sering kali mengasosiasikan angka dengan nilai mata uang secara langsung. Ketika kita melihat angka diikuti oleh simbol mata uang, seperti “Rp 100.000,” kita langsung memikirkan berapa besar pengeluaran tersebut. Hal ini secara tidak langsung memengaruhi proses pengambilan keputusan pelanggan, terutama ketika mereka merasa harga yang ditawarkan terlalu tinggi.
Penghapusan simbol mata uang dapat memutus asosiasi langsung antara angka dan uang, sehingga angka tersebut terlihat lebih bersahabat. Akibatnya, persepsi psikologis pelanggan terhadap harga menjadi terpengaruh, sehingga mereka merasa bahwa harga tersebut lebih terjangkau daripada jika simbol mata uang ditampilkan.
Sebagai contoh, seorang pelanggan mungkin ragu untuk memesan makanan seharga “Rp 200.000” karena angka tersebut terlihat besar. Namun, jika harga hanya ditampilkan sebagai “200”, angka tersebut terlihat lebih kecil dan lebih bersahabat, sehingga pelanggan lebih mungkin untuk melakukan pembelian.
4. Efektivitas dalam Aplikasi Digital dan E-commerce
Strategi menghilangkan mata uang ini tidak hanya efektif di restoran atau toko fisik, tetapi juga sangat relevan dalam aplikasi digital dan platform e-commerce. Misalnya, beberapa aplikasi e-commerce menampilkan harga produk tanpa simbol mata uang saat pelanggan menambah barang ke keranjang belanja mereka. Dengan demikian, pelanggan tidak langsung memikirkan total pengeluaran mereka dan lebih fokus pada produk yang mereka beli. Baru setelah mereka akan menyelesaikan transaksi, mata uang ditampilkan untuk memberikan transparansi.
Selain itu, aplikasi berlangganan atau layanan berbasis digital sering kali menggunakan harga bulat tanpa simbol mata uang untuk membuat pengguna merasa lebih nyaman dalam memilih paket langganan. Misalnya, mereka mungkin menampilkan harga langganan sebagai “50/bulan” alih-alih “Rp 50.000/bulan”. Pendekatan ini membantu mengurangi ketegangan emosional yang mungkin timbul ketika pengguna melihat biaya yang harus mereka keluarkan.
5. Menggabungkan dengan Harga Bulat untuk Meningkatkan Daya Tarik
Strategi menghilangkan mata uang ini dapat lebih efektif jika digabungkan dengan penggunaan harga bulat. Harga bulat seperti “50” “100” atau “200”, cenderung lebih mudah diproses oleh otak manusia dan memberikan kesan kejelasan dan transparansi. Misalnya, sebuah restoran menggunakan harga bulat tanpa simbol mata uang sehingga membuat menu terlihat lebih sederhana dan menarik yang dapat mengurangi kebingungan dan membantu pelanggan dalam membuat keputusan dengan lebih cepat.
Selain itu, penggunaan harga bulat juga cocok diterapkan dalam aplikasi digital dan platform e-commerce. Harga bulat tanpa simbol mata uang dapat membuat proses belanja terasa lebih sederhana dan menyenangkan, karena pelanggan tidak merasa harus menghitung atau memikirkan biaya yang terlalu detail.
6. Implementasi di Berbagai Sektor Bisnis
Meskipun strategi ini sangat populer di industri kuliner, tidak berarti bahwa bisnis lain tidak bisa menggunakannya. Penghapusan simbol mata uang dapat diterapkan di berbagai sektor bisnis, seperti ritel, jasa kecantikan, spa, hingga platform digital.
Di industri ritel, terutama butik atau toko fashion, menghapus simbol mata uang dapat membantu menarik pelanggan untuk membeli lebih banyak produk tanpa merasa khawatir tentang biaya. Begitu pula di salon kecantikan atau spa, di mana pelanggan datang untuk menikmati relaksasi, menghilangkan simbol mata uang dapat meningkatkan persepsi mereka terhadap nilai layanan yang diberikan.
Bahkan di bidang bisnis yang berbasis layanan atau langganan, seperti gym atau aplikasi streaming, strategi ini dapat membantu pengguna fokus pada keuntungan yang mereka dapatkan daripada biaya yang harus dikeluarkan.
Kekurangan Menghilangkan Mata Uang serta Solusinya
Meskipun strategi menghilangkan simbol mata uang dalam menu atau daftar harga dapat meningkatkan penjualan, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah kekurangan yang mungkin muncul serta solusi untuk mengatasinya:
1. Kebingungan konsumen
Menghapus simbol mata uang dapat menyebabkan kebingungan bagi beberapa konsumen, terutama bagi mereka yang terbiasa melihat harga dengan simbol mata uang. Konsumen mungkin tidak yakin apakah angka yang tertera adalah harga sebenarnya atau justru bagian lain dari produk (misalnya, ukuran atau nomor referensi).
Maka dari itu, perlu untuk menggunakan desain yang jelas untuk memisahkan harga dengan elemen lain dalam daftar. Misalnya, dengan menggunakan font berbeda, warna yang menonjol, atau penempatan yang logis, pelanggan dapat dengan mudah mengenali bahwa angka tersebut adalah harga produk. Pastikan tata letak harga tetap mudah dipahami meski tanpa simbol mata uang.
2. Keterbatasan dalam Transaksi Internasional
Dalam bisnis yang melayani pelanggan internasional atau yang melakukan transaksi lintas batas, menghilangkan simbol mata uang dapat menimbulkan kebingungan terkait mata uang yang digunakan.
Untuk mengatasi hal ini, bisnis yang beroperasi secara internasional dapat tetap menampilkan mata uang pada halaman pembayaran atau checkout untuk transparansi. Misalnya, meskipun simbol mata uang tidak ada pada menu utama, sertakan rincian lebih lanjut di akhir transaksi, sehingga konsumen dapat melihat mata uang yang berlaku sebelum menyelesaikan pembelian.
3. Persepsi Tidak Transparan
Beberapa konsumen mungkin merasa bahwa bisnis yang menghilangkan simbol mata uang terlihat kurang transparan, karena mereka menganggap bisnis tersebut mencoba menyembunyikan harga sebenarnya yang kemudian dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari pelanggan yang lebih kritis terhadap strategi pemasaran ini.
Untuk mencegah hal ini pebisnis perlu untuk mengombinasikan strategi ini dengan keterbukaan tentang harga di tahap lain dari pengalaman pelanggan. Misalnya, meski simbol mata uang tidak ditampilkan di menu atau display awal, pastikan harga akhir dengan mata uang yang tepat tampil jelas saat pelanggan ingin menyelesaikan pembayaran. Komunikasi yang jelas dan transparan di bagian akhir transaksi akan membantu mengatasi kekhawatiran ini.
4. Tidak Cocok untuk Semua Target Pasar
Strategi ini mungkin tidak sesuai untuk semua segmen pelanggan. Beberapa konsumen, terutama mereka yang lebih berorientasi pada harga atau dari segmen pasar yang lebih konvensional, mungkin lebih memilih kejelasan harga sejak awal.
Oleh karena itu, segmentasikan penggunaan strategi ini sesuai dengan audiens yang dilayani. Untuk segmen pelanggan yang lebih muda dan berorientasi pada pengalaman, strategi ini bisa sangat efektif. Namun, untuk segmen pelanggan yang lebih tradisional, pertimbangkan untuk tetap menampilkan mata uang dengan harga yang jelas.
5. Potensi Pengaruh Negatif pada Branding
Jika strategi ini diterapkan dengan cara yang salah, akan ada risiko bahwa merek atau bisnis akan dianggap 'tricky' atau memanipulasi konsumen, sehingga dapat berdampak negatif terhadap citra merek. Terutama jika pelanggan merasa tertipu ketika melihat harga akhir yang ternyata lebih tinggi dari yang mereka bayangkan.
Pebisnis perlu memastikan strategi ini diterapkan dengan cara yang etis dan tidak memberikan kesan bahwa bisnis mencoba “menyembunyikan” biaya. Jaga agar harga tetap transparan di titik-titik kunci, seperti pada saat checkout atau pembayaran, dan selalu sertakan informasi tambahan jika diperlukan. Memberikan pelayanan yang jujur dan terbuka akan membantu menjaga reputasi bisnis tetap positif.
Strategi menghilangkan simbol mata uang dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan penjualan dengan memainkan faktor psikologi konsumen. Namun, untuk memastikan strategi ini berhasil, penting untuk memahami karakteristik target pasar dan potensi tantangan yang mungkin muncul. Temukan solusi yang tepat dari kekurangan strategi sehingga dapat memberikan hasil yang optimal tanpa mengorbankan kepercayaan konsumen atau reputasi merek.
Penulis Blog Ketoko